Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan mensyaratkan dan memutlakkan
adanya kegiatan penelitian agar ilmu pengetahuan itu dapat hidup. Penelitian adalah investigasi yang sistematis,
terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan
tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1978: 17-18). Semua disiplin ilmu membutuhkan
penelitian untuk untuk pengembangan ilmunya. Sebuah penelitian tidak selalu
identik dengan laboratorium, penelitian bahasa misalnya. Dari pengertian
Kerlinger di atas, dapat dirumuskan pengertian penelitian bahasa, yaitu
investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena bahasa.
Lalu,
apakah yang menjadi subjek dan objek penelitian bahasa? Menurut Wikipedia
subjek penelitian adalah adalah pihak-pihak yang dijadikan
sebagai sampel
dalam sebuah penelitian.
Dalam penelitian bahasa tentunya yang dimaksud subjek penelitian di sini adalah
manusia dan bahasa itu sendiri. Hal ini senada dengan pernyataan Alwasilah
(2003:68) yang mengatakan
bahwa fokus penelitian linguistik/bahasa
mencakup dua ranah yaitu ranah bahasa dan manusia. Fokus dalam ranah bahasa
yaitu pada peristiwa berbahasa (bentuk bahasa dan konteksnya), sedangkan fokus
ranah manusia yaitu pada manusia baik secara individu maupun kolektif.
Menurut Bakker dan Zubair (1990: 11) mengatakan bahwa
penelitian memiliki peran yang penting, yaitu mengembangan ilmu pengetahuan.
Jadi peran penelitian bahasa adalah mengembangkan ilmu pengetahuan bahasa.
Penelitian ini bersifat inventif, yakni terus-menerus memperbaharui lagi
kesimpulan dan teori yang telah diterima berdasarkan fakta-fakta dan kesimpulan
yang telah ditemukan. Tanpa penelitian, ilmu pengetahuan bahasa akan mandeg,
bahkan akan surut ke belakang.
Bahasa bersifat
dinamis. Oleh karena itu banyak sekali fenomena-fenomena baru yang muncul, baik
itu fenomena tulis maupun lisan. Apalagi di era di mana alat berkomunikasi
sudah sangat canggih seperti sekarang ini. Tentunya banyak fenomena baru yang
bermunculan yang tentunya menarik untuk diteliti. Seperti percakapan di
jejaring sosial, percakapan sekelompok anak muda yang banyak dipengaruhi oleh
percakakapan di alat komunikasi, fenomena bahasa di tempat ‘nongkrong’ anak
muda, dan lain sebagainya. Diantara fenomena-fenomena tersebut bahasa
percakapan pada jejaring sosial menarik untuk diteliti, lebih spesifik lagi
adalah register di jejaring sosial.
Situs jejaring sosial
sekarang ini bisa dikatakan menjadi media komunikasi utama anak muda. Oleh
karena itu, banyak sekali situs-situs dan aplikasi yang bermunculan pula. Situs
dapat ditemukan di internet, sedangkan aplikasi terdapat pada handphone mereka.
Seiring dengan bertambahnya situs dan aplikasi tersebut muncul pula register
yang digunakan. Register adalah istilah yang digunakan pada konteks komunikasi
tertentu dalam suatu komunitas tertentu, dan memiliki tujuan tertentu (Biber,
1995: 1). Contohnya: chat, DP, PP, BBM, timeline, mention, dsb. Penelitian
register di jejaring sosial ini dapat dibuat rumusan sebagai berikut: apakah
persamaan dan perbedaan karakteristik register pada tiap-tiap jejaring sosial?
Untuk penelitian seperti tersebut di
atas merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena peneliti akan
mendeskripsikan persamaan dan perbedaan karakteristik register pada tiap-tiap
jejaring sosial secara verbal. Sedangkan teknik penelitian ini adalah teknik
observasi karena peneliti mengambil data dengan cara melihat masing-masing jejaring
sosial dengan instrumen berupa cek list register pada tiap-tiap jejaring
sosial. Selanjutnya peneliti menganalisis register yang sudah didapat dengan
mengkatagorikannya.
Fenomena mengenai register jejaring
sosial menjadi menarik untuk diteliti bukan hanya karena sedang marak digunakan
namun juga karena segi kemanfaatannya dalam pengajaran bahasa. Seperti,
memberikan pengetahuan mengenai istilah baru yang sedang berkembang, membuat
teks bacaan yang menarik untuk siswa (karena berisi sesuatu yang dekat dengan
mereka), memberikan refleksi pada siswa mengenai keluasan bahasa, dsb.
REFERENSI
Alwasilah,
A, Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif:
Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka
Jaya
Barkker,
Anton dan Zubair A Charris. 1990. Metodologi
Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius
Biber, Douglas. 1995.
Dimensions of register variation: a cross
–linguistic comparison. Melbourne: Cambridge Uneversity Press
Kerlinger,
F. N. 1978. Foundations of behavioral
research (2nd ed.). New York: Holt, Rinehart, and Windston.